Jumat, 04 Desember 2009

Katakan Yang Benar Meskipun Pahit

Katakan Yang Benar Meskipun Pahit

"Kejujuran dan kebohongan bukan sesuatu yang berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan keadaan sebelumnya dan membawa implikasi pada sesudah¬nya"

Sebenarnyalah bahwa jiwa manusia didesain untuk berbuat jujur. Dalam al Qur’an disebutkan; laha ma kasabat wa ‘alaiha ma iktasabat; (Q/2:286) artinya, bahwa manusia akan memperoleh pahala atas perbuatan baik yang dikerjakan, dan memperoleh hukuman dari perbuatan buruk yang dilakukan. Kalimat kasabat mengandung arti mudah mengerjakan, sedang kalimat iktasabat mengandung arti sulit mengerjakan.

Jadi maknanya, manusia jika bertindak jujur, mengerjakan perbuatan kebaikan, maka secara psikologis ia akan melakukannya dengan nyaman, karena tidak disertai oleh konflik batin. Tetapi untuk tidak jujur, untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan bisikan hati nuraninya, maka manusia harus bersusah payah “berjuang” melawan nurani¬nya sendiri yang tidak mau diajak kompromi. Seseorang, ketika pertamakali melakukan kebohongan, maka ia berdebar-debar, bingung bahkan susah tidur karena terganggu oleh pikiran dan perasaan bagaimana harus meluruskan kebohongan yang sudah terlanjur dilakukan. Untuk kebohongan kedua, gangguan itu semakin terasa berkurang, dan jika ia sudah menjadi pembohong “profesional “ maka baginya berbohong atau jujur tak ubahnya pekerjaan memasang kaset, dan dalam keadaan demikian, ia akan sulit melakukan introspeksi karena nuraninya bagaikan cermin yang retak-retak.

Kejujuran dan kebohongan bukan sesuatu yang berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan keadaan sebelumnya dan membawa implikasi pada sesudah¬nya. Kebohongan dilakukan seseorang untuk berbagai tujuan; misalnya untuk memperoleh keuntungan materi secara tidak fair, untuk membuat kesal atau mencelakakan orang lain, dan adakalanya untuk menutupi kebohongan yang lain. Implikasi dari kebohongan juga berbeda-beda. Jika kebohongan itu pada hal yang bersifat informasi, implikasinya bisa menyesatkan atau mencelakakan orang lain. Jika kebohongannya pada janji, maka implikasinya pada mengecewakan atau merugikan orang lain. Jika kebohongannya pada sumpah maka implikasinya pada merugikan dan mencelakakan orang lain.

Nabi bersabda; Sesunggguhnya kebohongan adalah satu diantara beberapa pintu kemunafikan, innal kizba babun min abwab an nifaq. Jadi orang yang melakukan kebohongan berarti sedang berada dalam proses menjadi seorang munafik. Kata Nabi, tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; (1) jika berkata, ia berdusta, (2) jika berjanji, ia ingkar dan (3) jika diberi kepercayaan, ia berkhianat.

Seseorang jika sudah sering berbohong, apalagi jika sudah menjadi pembohong profesional, maka berkata benar merupakan pekerjaan yang sangat berat bagaikan meminum obat yang pahit. Oleh karena itu Nabi bersabda; Katakanlah yang benar meskipun pahit, Qul al haqqa walau kana murran. Hadis ini sering disalah artikan, yakni dijadikan dasar untuk berani membongkar kesalahan pejabat di depan umum, padahal hadis ini juga ditujukan kepada setiap orang agar ia berani mengakui kesalahannya secara terbuka, meski berat. Membuka kesalahan orang lain, apalagi jika orang itu public figur, adalah pekerjaan yang menarik syahwat, kebalikan dari mengakui kesalahan sendiri secara terbuka.

Jika kebohongan merupakan pintu kemunafikan, maka kejujuran merupakan pintu amanah. Sebagai contoh, Nabi memiliki sifat siddiq (benar dan jujur), maka sifat lain yang menyertainya adalah amanah(tanggungjawab), fathanah (cerdas) dan tabligh (menyam¬paikan secara terbuka apa yang mesti di¬sampaikan). Kebalikannya, dusta (kizib) akan diiringi oleh sifat curang (khiyanah), bodoh, yakni melakukan perbuatan bodoh (jahil) dan menyembunyikan apa yang semestinya disampaikan secara terbuka (kitman).

Kebohongan dilakukan seseorang untuk berbagai tujuan; misalnya untuk memperoleh keuntungan materi secara tidak fair, untuk membuat kesal atau mencelakakan orang lain, dan adakalanya untuk menutupi kebohongan yang lain. Ada satu pengalaman pribadi penulis. Saya punya kawan dengan inisial CM. Suatu saat kami ditawarkan untuk mengelola usaha dengan sistem bagi hasil. Tawarn itu diberikan oleh seseorang yang saya anggap orang tua sendiri. Prinsip dari usaha tersebut bahwa usaha tersebut kami kelola bersama dengan CM. Namun mungkin CM tersebut merasa kalau kami mengelola usaha tersebut berdua maka dia tidak bisa mengelola usaha tersebut termasuk tentang keuangan dengan bebas. Maka dia melakukan pembohongan kepada pemilik modal tersebut kalau saya tidak ada bakat usaha. Sehingga sekarang usaha tersebut itupun dikelola sendiri olehnya.

Itulah mungkin sebagai bahan bagi kita untuk selalu merenung dan merefleksikan diri sudah sejauh mana kita mengelola kejujuran dan menjauhkan kebohongan. Kita tak sadar bahwa hati kita yang dulunya bersih sekarang sudah ditutupi noda hitam yang membuat kita terbiasa dengan kebohongan.

Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat

0 komentar:

Posting Komentar

 

INFO KADER

Kutunggu Perjuanganmu Wahai Barisan Jaket Merah Pringsewu

Info KIIPs (Korp Instruktur IMM Pringsewu)

Informasi kepada seluruh alumni DAD IMM Pringsewu Tahun 2009 bahwa akan diadakan acara penyerahan syahadah Darul Arqom Dasar (DAD)yakni pada pertengahan bulan Januari. Untuk itu bagi para alumni yang belum menyelesaikan tugas-tugas tambahan dan Rencana Tindak Lanjut (tidak hadir dalam tiga kali pertemua) agar menemui Koordinator KIIPS (Korp Instruktur IMM Pringsewu) yaitu Immawan Joko Supriono HP 085658965046 atau Immawan Sukardiono HP 085768226860. Terima Kasih

IMM PRINGSEWU Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template